11 Tahun Hilang, Remaja Amerika Bertemu Kembali Keluarganya di China

BEIJING, KOMPAS.com- Seorang remaja Amerika berdarah China akhirnya menemukan kembali keluarganya. Selama 11 tahun ia hilang tanpa jejak.

Remaja itu bernama Christian Norris -sekarang berusia 17 tahun. Begitu bertemu keluarganya, dia hanya berdiri laksana patung, sementara ayah dan pamannya menangis sejadi-jadinya. Setelah 11 tahun tanpa kabar, rasa lega bisa bertemu kembali dengan anak mereka yang hilang tumpah ruah, dua laki-laki itu pun jatuh ke lantai dan menangis lepas kendali.

"Saya tidak begitu ingat ayah saya," kata Christian pelan, sebagaimana dikutip CNN, Senin (31/8). "Saya hanya ingat paman saya yang banyak membesarkan saya."

Jin Gaoke, ayah Christian mengatakan, "Tidak ada kata yang dapat melukiskan kebahagian yang saya rasakan ketika saya melihat dia. Dia seperti irisan daging dari tubuh saya." Pamannya, Jin Xiaowang, menambahkan, "Bulu pada lengannya membuat dia tampak seperti orang Amerika, dia punya banyak bulu pada lengannya."

Christian bisa bertemu kembali dengan kelurganya setelah tiga tahun upaya pencarian sejak dia meminta kepada ibu asuhnya, Julia Norris, untuk mencari keluarganya di China. Pencarian bermula dari Maryland di Amerika Serikat sampai ke pedesaaan terpencil di daratan China yang akhirnya melibatkan ratusan pengguna internet di China.

Walau punya latar belakang sebagai investigator federeal dan swasta dan punya pekerjaan di acara TV bertajuk "America's Most Wanted", upaya pencarian Julia berujung tanpa hasil.

Catatan pihak kepolisian dan rumah yatim piatu tidak begitu lengkap dan ingatan Christian sendiri tentang asal usulnya juga samar.

"Rintangan pertama adalah saya memusatkan perhatian di provinsi yang salah. Dia ingat berasal dari Provinsi Shanxi dan dia ingat nama desanya sebagai Dongjiagou. Saya lalu mencari dan mencari," kata Julia.

Ternyata nama desa dan provisi itu semuanya salah. Julia mencari di tempat yang salah ratusan mil di sebelah timur dari lokasi yang sesungguhnya.

Segala sesuatunya berubah pada April tahun ini ketika Julia menghubungi pengacara Zhang Zhiwei, yang bekerja dengan sejumlah sukarelawan di China, yang menyatukan anak yang hilang dengan orang tua mereka.

"Berdasarkan ingatan Jiacheng (Christian), kami melakukan sejumlah analisa, seperti kebiasaan makannya," kata Zhang. Dia suka cuka, yang berarti (dia dari ) utara China dan dekat dengan Shanxi. Dia juga suka bawang putih dan dari ingatannya keluarganya menanam kentang dan jangung. Hal itu memberi kami sebuah petunjuk tentang wilayah dia dahulu tinggal."

Namun pencarian tentang asal-usul Christian sungguh-sungguh memberi titik terang setelah Zhang membuat sebuah blog. "Ketika saya memuat cerita (tentang Christian) banyak pengguna internet di China yang tergerak dan dengan aktif membantu. Mereka memberikan sebanyak mungkin rincian. Semua berharap bisa memenuhi harapan Julia untuk menemukan kota asal putranya," kata Zhang.

Dari pencarian via internet, mereka menemukan bahwa orang tua kandung Christian adalah dokter. Temuan itu juga membawa mereka ke sebuah kota bernama Longde di wilayah Otonom Ningxia Hui, itu berdasarkan sebuah esai medis yang mereka tulis.

Namun bukan orang tua kandung yang diingat Christian. Karena selama enam tahun usia awalnya, dia dipelihara oleh pamanya Jin Xiaowang -yang selalu dikiranya sebagai ayah kandung.

"Kakak saya ingin punya dua anak, kakak beradik. Mereka melanggar aturan satu anak. Mereka takut, hal itu mungkin akan mempengaruhi pekerjaan mereka dan mereka membawa dia (Christian) kepada saya begitu dia lahir," kata Jin.

Maka Christian pun tumbuh di sebuah desa miskin yang disebut Donggou. Ketika dia berusia enam tahun, pamanya mengatakan bahwa dia dikirim untuk sekolah ke kota di mana dia lalu hidup bersama orang tua kandungnya, tetapi dia diberi tahu mereka adalah orang tua asuh. Setelah beberapa bulan, Christian ingin kembali ke kampung, maka ayahnya mengantar dia ke sebuah stasiun bus dan mendudukkannya dalam sebuah bus, dan itu adalah saat terakhir mereka melihat Christian.

Setahun kemudian polisi menemukan Christian ratusan mil jauhnya dari rumahnya. Dia lalu ditempatkan di sebuah rumah yatim piatu di Luoyang, Provinsi Henan. Rumah yatim dan tempat dia ditemukan terletak di kota yang sama. Dari sanalah dia diadopsi oleh Julia yang bekerja sebagai sukarelawan di sana.

"Ketika saya tahu bahwa keluarga kandunganya kehilangan dia di sebuah stasiun bus yang padat dan tidak sengaja menelantarkan dia, hati saya remuk. Saya sangat sedih," kata Julia. "Tapi saya sangat yakin saya tidak melakukan perbuatan yang tidak bermoral."

Christian kini bersatu kembali dengan keluarga asalnya. Namun ini tidak mudah, Christian lupa berbicara Mandarin dan keluarganya tidak bisa berbicara Inggris. Ini pun tidak berlangsung lama, sebelum dia kembali ke AS. Keluarganya di China menghormati putusan Christian tentang di mana dia tinggal tetapi mereka berharap dia menetap di China.

"Dia telah bertambah tinggi, tambah besar, tetapi darah China masih mengalir dalam nadinya," kata Jin Gaoke.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.